PT Timah dan TNI Gagas Program ‘Menjaga Kelestarian Ekosistem Mangrove’ di Bangka Barat

KUPASONLINE.COM – PT Timah Tbk bersinergi dengan TNI, kelompok Nelayan Ketapang Indah, dan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat untuk melaksanakan program “Menjaga Kelestarian Ekosistem Mangrove” dengan menanam 2000 batang mangrove di Kampung Iklim, Teluk Rubiyah, Kelurahan Tanjung Mentok, Bangka Barat.

Acara ini juga melibatkan penanaman 24 pohon jambu mente, mendukung pengelolaan lingkungan pesisir, dan mendorong Net Zero Emission (NZE) 2060.

Bacaan Lainnya

Meskipun diguyur hujan, antusiasme masyarakat Bangka Barat tetap tinggi dalam mendapatkan manfaat dari kegiatan ini.

Program penanaman mangrove dan tanaman produktif ini diikuti oleh Pemerintah Daerah Bangka Barat, Polres Bangka Barat, Pengadilan Negeri Mentok, pelajar, dan masyarakat pesisir Teluk Rubiah.

Ketua Kelompok Nelayan Ketapang Indah, Mentok Burhan, menyampaikan apresiasi atas manfaat dari penanaman mangrove ini, yang tidak hanya menahan abrasi tetapi juga menjadi tempat berkembangnya biota laut, yang dapat meningkatkan ekonomi nelayan.

“Penanaman mangrove banyak sekali manfaatnya buat nelayan. Selain menahan abrasi, mangrove menjadi tempat berkembangnya biota laut yang akan dapat menambah ekonomi nelayan,” ungkap Burhan.

Ia juga berkomitmen untuk merawat mangrove tersebut agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal.

Kasdim.0431 Bangka Barat Mayor Nawawi menyatakan bahwa PT Timah telah menjadi mitra yang konsisten dalam mendukung berbagai program, termasuk penanaman mangrove.

Kali ini, PT Timah mendukung tidak hanya penanaman mangrove tetapi juga pembangunan sumur bor bagi warga.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Heru Warsito, mengapresiasi kontribusi besar PT Timah dalam mendukung pembangunan di wilayah tersebut.

Ia menyoroti pentingnya keberlanjutan program penanaman mangrove, karena kawasan pesisir rawan abrasi dan memerlukan perlindungan ekosistem.

“Mangrove bisa meningkatkan perekonomian, karena menjadi tempat berkembangnya biota laut. Jika dilakukan pemberdayaan bisa dimanfaatkan sebagai wilayah pariwisata. Menanam itu mudah, merawat dan melestarikan itu lebih sulit, maka harus ada tekad dan semangat kita untuk menjaga mangrove,” kata Heru Warsito.

Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi ekonomi dan keberlanjutan masyarakat pesisir. (*)

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan