Tapi kalo disuruh punya 10 cabang, untuk bikin rasanya enak dan konsisten—trust me itu susah banget.
Ada orang sampe bilang operational nightmare. QC-nya, bahannya. Sayur yang sama di supplier berbeda bisa beda rasa. Ini salah satu challenge utama dari ngebangun bisnis F&B.
Tanya aja expert F&B di manapun, pelaku bisnis makanan gede—mereka bakal konsisten bilang, “Yang susah itu konsistensi”.
Dari bahan, proses, orangnya yang masak, takaran bumbunya, mesinnya, cuacanya. Ngaruh loh.
Mesin penyimpanan—news flash, kalo misalnya bikin bisnis F&B, kalian tuh berurusan dengan banyak banget bahan-bahan organik atau perishable goods.
Kalo jualan barang biasa, olshop, itu tuh ga perishable. Beli aksesoris bisa bertahan 1 tahun, ga perlu mikirin di kulkas atau bakal basi.
Makanan—dari bahan, dari supplier—pengiriman aja bisa basi. Disimpen di gudang kita bisa basi. Salah estimasi—harusnya kejual 100 (tapi) cuma 70—30-nya basi. So, kita masuk ke chapter 2—challenge dan tipsnya.
Supply Chain Management Challenge
Supply chain management—yang mungkin sama petingginya—atau mungkin poin 3 bakal lebih penting lagi nanti.
Asal kalian tau, 30% value dari raw materials (dari) supplier ke gudang kalian itu tuh berkurang nilainya atau bahkan hilang.
Itu sebelum nyampe ke tangan customer. Diitung ga di perhitungan modal kalian? Sesimpel supplier jangan cuma 1.
Harus bener-bener efisien. Dan survei ngebuktiin 68% bisnis F&B setuju supplier jangan cuma 1. Itu baru bahan mentah dateng ke gudang kalian.
Challenge ke-2 yang paling berat dari supply chain management adalah inventory management.
Inventory atau bahan yang ada di gudang kalian—bahkan sebelum barangnya dimasak—itu sering ada masalah. Top issue-nya, 46% warehouse atau gudang yang ada masalah itu tuh human error.
Salah catat lah, salah tau tanggal masuknya kapan, kadaluarsa kapan. Makanya inventory management tuh penting banget.
Platform Yang Bisa Bantu Bisnis F&B
Cara mereka tracking-nya pake GoBiz.