Perlu diingat, strategi yang baik hampir selalu terlihat sederhana, jelas, dan tidak membutuhkan setumpuk slide Powerpoint yang tebal untuk dijelaskan.
Ada sebuah kisah yang menarik. Sebuah perusahaan grafis menghubungi Richard untuk membantu mereka menyusun strategi perusahaan.
Pada saat meeting, CEO-nya bilang kalau dia punya rencana 20/20 yang akan digunakan sebagai fundamental strategi perusahaannya.
20/20 adalah rencana CEO-nya untuk mencapai kenaikan pendapatan 20% dan margin keuntungan bersih-nya mencapai 20% atau lebih.
Rencana ini juga termasuk kalimat seperti, ”Kami ingin menjadi perusahaan grafis pilihan utama pelanggan.” Setelah mendengar rencana dari CEO-nya, Richard bertanya, apa langkah nyata untuk mencapainya?
CEO-nya hanya bilang kalau dengan memasang target yang ambisius akan membuat karyawannya terinspirasi untuk mencapainya. Ini seringkali terjadi di dunia nyata, banyak rencana besar tapi tidak punya strategi yang jelas untuk mencapainya.
Hasilnya, rencana hanya tinggal rencana dan tidak realistis.
Strategi yang baik umumnya terdiri dari tiga bagian: diagnosis, guiding policy, dan coherent action.
Diagnosis menentukan tantangan yang dihadapi oleh bisnis. Apa yang menahan kamu untuk mencapai sebuah tujuan? Diagnosis yang baik mampu menyederhanakan sesuatu yang rumit menjadi informasi yang mudah dimengerti.
Selanjutnya, menyusun guiding policy, ini adalah kebijakan panduan yang berisi pendekatan keseluruhan yang dipilih untuk mengatasi hambatan yang diidentifikasikan dalam diagnosis.
Ibaratnya seperti pagar pembatas di jalan raya, kebijakan panduan akan mengarahkan dan membatasi tindakan ke arah tertentu tanpa menjelaskan dengan tepat apa yang harus dilakukan.
Ketiga adalah coherent action. Ini merupakan serangkaian tindakan yang menentukan bagaimana kebijakan panduan akan dilaksanakan. Strategi butuh aksi nyata dan ini ibarat oksigen yang membuat semua hal menjadi kenyataan.
Kedua, Strategi baik akan memberimu keunggulan
Jadi sekarang kamu sudah tahu cara menyusun strategi, terus apa? Bagaimana kamu bisa menggunakannya untuk menjadi lebih unggul dari kompetitor? Strategi yang kamu miliki seharusnya memberikanmu kesempatan duluan sebelum kompetitormu bergerak.
Ini adalah bentuk dari antisipasi, artinya kamu dapat menyadari adanya peluang dan berusaha memanfaatkannya.
Ada contoh yang menarik. Bahkan ketika mendapat untung dari penjualan SUV yang melonjak, Toyota menginvestasikan lebih dari $1 miliar untuk melakukan riset teknologi hybrid bensin dan listrik.