Ternyata, alasan di balik keputusan mereka adalah insight yang menunjukkan bahwa pasokan bahan bakar fosil yang semakin menipis pada akhirnya akan mendorong permintaan untuk mobil hybrid, dan jika mereka dapat menciptakan teknologi hybrid pertama, maka pabrikan lain kemudian akan menggunakan sistem mereka daripada mengembangkan sistem mereka sendiri. Dengan kata lain: Toyota akan mendapatkan keunggulan dari hal yang mereka kuasai yaitu dalam hal pembuatan mobil.
Ketiga, Apa ciri strategi yang buruk?
Mengetahui strategi yang baik itu penting, tapi memahami sebuah strategi yang buruk juga tidak kalah penting. Strategi yang buruk biasanya terjadi karena dua alasan umum. Yang pertama adalah kepemimpinan dan yang kedua adalah konsep yang salah tentang apa itu strategi. Seorang pemimpin perlu membuat pilihan dan fokus pada pembuatan strategi.
Sayangnya, para pemimpin terkadang bekerja keras untuk menghindari dalam membuat pilihan yang sulit. Kenyataannya, tidak membuat pilihan strategis bisa lebih berbahaya di kemudian hari.
ciri dari strategi yang buruk
Ada empat ciri dari strategi yang buruk.
Pertama, fluff. Ini adalah sebuah strategi yang ditulis dengan penyamaran omong kosong sebagai sebuah konsep strategis dan merupakan contoh strategi buruk yang klasik.
Strategi ini ditulis dengan kata-kata tingkat tinggi yang sulit dipahami oleh orang umum. Kedua, kegagalan dalam menghadapi tantangan. Banyak strategi gagal dalam mendefinisikan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.
Banyak orang mungkin bisa menuliskan banyak solusi tanpa memahami terlebih dahulu masalah atau tantangan yang harus diselesaikan. Ketiga, berpikir tujuan adalah strategi.
Banyak strategi buruk hanya berisi pernyataan yang ingin dicapai daripada rencana untuk mengatasi rintangan. Misalnya, frase seperti “memasuki pangsa pasar baru” atau “menjadi terdepan dalam”. Tujuan yang besar ini gagal memahami tantangan bisnis spesifik yang sedang dihadapi.
Keempat, sasaran strategis yang buruk. Sasaran strategis adalah sarana untuk mengatasi hambatan. Sasaran strategis “buruk” ketika gagal untuk mengatasi tantangan bisnis atau ketika tidak praktis.
Misalnya, ketika sebuah sasaran bisnis strategis adalah menjadi produsen furnitur terbesar di dunia. Ini adalah pernyataan visi dan bukan strategi.
Pembuatan strategi ini perlu latihan terus menerus. Strategi yang buruk bukan hanya masalah bagi bisnis kecil, namun juga bagi para pekerja di perusahaan besar.
Hal ini memang tidak mudah dan disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, tidak bisa memilih. Dalam membuat strategi, kita harus menyadari, kalau pasti ada trade off, hal apa yang kita korbankan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.
Terkadang, kita ingin mencapai semuanya, kalau sudah begitu, kita malah kehilangan segalanya. Kedua, strategi menggunakan template. Memang begitu, dengan menggunakan template, hal ini akan membantu kita dalam berpikir.
Sebenarnya, ini adalah poin awal untuk memulai yang baik, namun di sisi lain, kita sering terjebak dalam mengisi template daripada fokus memastikan alur berpikir kita sudah tepat atau belum. Ketiga, pemikiran baru.
Dalam menyelesaikan sebuah masalah, semangat dan motivasi saja tidak cukup, kita tidak bisa memasang target tinggi dan mendorong semua orang untuk mencapainya. Hal ini hanya akan membuat tim menjadi tertekan dan kelelahan.
Pendekatan yang disarankan adalah dengan mengevaluasi, belajar lagi, dan baru bisa memperbaiki untuk lebih baik di masa depan.
Banyak perusahaan salah kaprah soal strategi hingga akhirnya fokus pada hal yang kurang tepat. Strategi yang tepat akan membantu organisasi menjawab tantangan yang dihadapi. (wda)
Kamu Bisa Dapatkan DANA Kaget setiap hari, bergabunglah di Grup Telegram DANA Kaget.
Baca Juga:
3 Kunci Sukses Bisnis Kuliner yang Harus Kamu Tahu Sebelum Memulai Usaha!
Baca berita terkait Ide Bisnis lainnya di Google News