PT Timah Perkuat Komitmen Pelestarian Laut Melalui Program Reklamasi Berkelanjutan di Bangka Belitung dan Kepulauan Riau

BABELKUPASONLINE.COM – Laut merupakan salah satu ekosistem paling vital di bumi, menyediakan sumber daya alam yang melimpah, mengatur iklim global, serta menjadi habitat beragam keanekaragaman hayati. Menyadari pentingnya fungsi laut, PT Timah secara konsisten menjalankan program pelestarian lingkungan laut yang menjadi bagian dari upaya reklamasi berkelanjutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.

Program reklamasi laut PT Timah meliputi berbagai aktivitas seperti penenggelaman artificial reef, penanaman mangrove, restocking cumi-cumi dan kepiting bakau, serta pemantauan kualitas air dan pemasangan penahan abrasi untuk melindungi garis pantai dari erosi. Sejak tahun 2016 hingga 2024, PT Timah telah menenggelamkan lebih dari 7.600 unit artificial reef dan melakukan restocking lebih dari 40 ribu ekor cumi di perairan Bangka Belitung.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, di Kepulauan Riau, perusahaan ini telah berhasil menanam mangrove seluas hampir 13 hektar, memasang penahan abrasi sepanjang 2.360 meter, serta melakukan restocking sebanyak 3.800 ekor kepiting bakau selama periode 2017-2024.

Dalam pelaksanaan reklamasi laut, PT Timah tidak berjalan sendiri. Perusahaan menggandeng kelompok nelayan setempat, Yayasan Sayang Babel Kite, pemerintah daerah, dan organisasi terkait seperti POSSI Bangka Belitung, untuk memastikan program berjalan efektif dan berkelanjutan.

Ketua Yayasan Sayang Babel Kite, Indra Ambalika Syari, mengungkapkan bahwa kerja sama dengan PT Timah sudah berlangsung sejak 2017 dengan berbagai kegiatan pelestarian seperti transplantasi karang, pembuatan coral garden, fish shelter, serta monitoring terumbu karang dan mangrove di Pulau Bangka.

Menurut Indra, reklamasi laut yang dilakukan PT Timah merupakan pionir di Indonesia dan menjadi contoh bagi sektor pertambangan untuk menerapkan kewajiban menjaga lingkungan laut. Ia juga menekankan pentingnya reklamasi laut sebagai langkah mitigasi atas dampak penurunan kualitas air dan gangguan ekosistem akibat aktivitas penambangan.

“Artificial reef yang telah ditenggelamkan oleh PT Timah terbukti menjadi habitat baru bagi biota laut sekaligus membuka peluang baru bagi nelayan sebagai fishing ground dan pengembangan wisata bawah laut seperti diving dan memancing,” jelas Indra.

Manfaat program ini juga dirasakan langsung oleh para nelayan, seperti yang disampaikan Rispandi, nelayan dari Desa Tanjung Kubu, Kabupaten Bangka Selatan. Ia menjelaskan bahwa keberadaan fish shelter telah meningkatkan hasil tangkapan ikan secara signifikan sehingga nelayan tidak perlu melaut jauh.

“Dulu kami hanya mendapatkan 10 kg ikan per hari setelah berangkat subuh pulang sore, sekarang bisa mencapai 50 kg. Ikan-ikan seperti kakap merah dan cumi-cumi sudah banyak berkumpul di fish shelter yang dekat dengan pantai,” ungkapnya.

Anggi Siahaan, Departement Head Corporate Communication PT Timah Tbk, menyampaikan bahwa program reklamasi laut bukan hanya untuk menjaga kelestarian ekosistem dan dampak ekologis, namun juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Reklamasi laut merupakan langkah proaktif kami untuk menjaga ekosistem sekaligus mendukung peningkatan sosial ekonomi masyarakat. Ke depannya, artificial reef ini juga diharapkan dapat menjadi potensi wisata bawah laut yang menarik,” tutup Anggi.

Dengan langkah berkelanjutan ini, PT Timah menunjukkan komitmennya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan laut yang sangat penting bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. (Sumber:www.PT Timah.com)

Baca berita terkait Bangka Belitung lainnya di Google News

Pos terkait