KUPASONLINE.COM – Belakangan ini, masyarakat Indonesia menjadi prihatin dengan lonjakan harga beras yang signifikan. Bahkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel), harga beras lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia.
Harga beras medium telah mencapai kisaran Rp. 16.000 – 17.000 per kilogram dan Rp. 18.000 per kilogram untuk beras premium.
Penyebab kenaikan harga ini adalah terhambatnya proses distribusi beras dari pulau Jawa dan Sumatera ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang mengakibatkan penurunan ketersediaan stok beras di pasar.
Untuk memastikan ketersediaan pasokan beras di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pelaksana Tugas (Plt.) Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Heryawandi, melakukan kunjungan ke Kantor Pusat Perum BULOG pada Rabu, 28 Februari 2024.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh wartawan pada Jumat, 8 Maret 2024, Heryawandi menyatakan bahwa kebutuhan pangan di Kepulauan Bangka Belitung sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah. Oleh karena itu, jika terjadi kendala dalam proses distribusi, hal ini dapat menyebabkan lonjakan harga yang signifikan.
“Saat ini produksi beras kita hanya dapat memenuhi 20% kebutuhan masyarakat, sisanya bergantung pada pasokan dari luar terutama dari pulau Jawa,” ucapnya.
Ditambahkannya bahwa kenaikan harga beras bukanlah satu satunya hal yang meresahkan tetapi yang sangat di khawatirkan adalah kepastian akan ketersediaan beras di pasaran.
“Kami ingin memastikan stok beras untuk Kep. Bangka Belitung, terlebih lagi kita akan menyambut bulan ramadhan dalam waktu dekat ini,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut sekretaris perusahaan Awaludin Iqbal mengatakan ketersedian stok beras bulog secara nasional cukup baik untuk memenuhi bantuan pangan hingga bulan Juni kedepan.
“Insya Allah aman Pak,” cetusnya.
Diakui Awaludin memang akhir-akhir ini disetiap daerah mengalami kenaikan harga beras karena permintaan akan beras cukup tinggi dari biasanya beberapa bulan belakangan ini. Terlebih lagi daerah-daerah penghasil gabah kering belum masuk dalam musim panen.
“Saat ini beberapa daerah memang belum melakukan panen hanya sebagian kecil saja yang melakukan panen secara parsial, sehingga stok beras dipasar tidak seperti biasanya,” ungkapnya.
Dijelaskannya bahwa stok beras Bulog (SPHP) Sumsel-Babel sebanyak 22 ribu ton. Hanya saja yang menjadi kendala adalah proses pendistribusian di karenakan Babel merupakan wilayah kepulauan.
Tentunya hal ini sangat berdampak pada kenaikan harga karena adanya penambahan biaya angkut. Sementara disisi lain Bulog sendiri tidak dapat menaikkan harga beras diatas HET.
“Pada prinsipnya kami siap secara stok, untuk itu kami menyarankan kawan-kawan yang ada di cabang Bulog Babel agar berkoordinasi dengan pemda setempat untuk mensubsidi biaya distribusi. Sehingga Bulog dapat menjual dengan harga sesuai HET,” jelasnya.
Usai melakukan kunjungan Heryawandi pun mengimbau masyarakat Kep. Babel untuk tidak khawatir terkait kelangkaan beras di Provinsi Kep. Babel. Dirinyapun memastikan ketersediaan beras Bulog di Provinsi Kep. Babel masih aman.(*)