BABELKUPASONLINE.COM-Untuk mendukung ketahanan pangan bangsa, Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) terus melakukan optimalisasi dan pompanisasi lahan. Salah satu contoh terbaru dari upaya ini adalah penanaman padi di Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, dalam kegiatan Percepatan Tanam dalam Rangka Antisipasi Darurat Pangan di Kep. Babel pada Kamis 4 April 2024.
Penanaman padi ini dilakukan oleh Balai Standarisasi Intrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian (Kementan) RI, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel, TNI Angkatan Darat, Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Babel, dan lembaga lain yang tergabung dalam Forkopimda di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel dan Pemerintah Kabupaten Bangka.
Adapun padi yang ditanami di atas lahan sawah redap Bahrin Lestari seluas lebih dari 100 hektare yang siap tanam dengan metode tebar ini, menggunakan varietas unggulan, yaitu Mentari 43 yang dirakit oleh Badan Litbang Pertanian, atau BSIP. Varietas ini berciri khas aromatik wangi pandan pulen. Nantinya, padi ini akan dikelola oleh Gabungan kelompok Tani Desa Kimak.
Penjabat (Pj) Gubernur Safrizal ZA menyebutkan, penanaman padi yang dilakukan hari ini merupakan tindaklanjut dirinya menghadap Menteri Pertanian beberapa waktu lalu. Selain penanaman padi, ia juga memberikan kabar positif bagi dunia pertanian di Negeri Serumpun Sebalai. Babel akan mendapatkan bantuan berupa mesin pertani pada tahap pertama sejumlah Rp 200 miliar. Bantuan ini untuk men-support para petani dalam menggarap lahan.
“Kita di-support alat mesin pertanian, belum termasuk pupuk yang baru disetujui. (Alat) ini untuk membantu atas kurangnya petani yang hanya 20 persen dari 140 ribu. Artinya, ada sekitar hanya 28 ribu petani di Babel, ini cukup rendah. Oleh karenanya, perlu adanya mekanisasi supaya kita bisa mengejar produksi setidak-tidaknya kita bisa mempertahankan hasil-hasi sebelumnya sebesar 36 ribu ton. Jadi, kita masih hanya mampu memenuhi sela 26-36 persen dari 118 ribu ton (Kebutuhan),” ujar Pj Gubernur.
Dengan adanya bantuan alat pertanian ini juga akan membantu optimalisasi lahan yang saat ini sekitar 140 hektare di Desa Kimak meningkat menjadi lebih dari 200 hektare, selain untuk menambah jumlah lahan melalui program tambal luas lahan baru seluas 1.500 hektare se-Babel. Hal inilah menurut Safrizal perlu dukungan dan kerja semua pihak agar semua target yang dicanangkan dapat terpenuhi, apalagi Indonesia dihadapkan dengan fenomena El Nino yang akan mempengaruhi jumlah produksi.
“Ini semua supaya lahan yang masih ada di sini tetap terpelihara sebagai lahan sawah, karena lama-lama kalau tidak dipelihara akan terdesak oleh tanaman lain. Ayo bersama-sama turun ke pertanian, baik padi ataupun holtikultura lain, karena lahan di sini baik, subur, kalau ini dikerjakan akan produktif sekali sebagai sumber pendapatan. Saya kira pemprov, pemkot, kementerian siap membantu yang ingin terjun ke dunia pertanian,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BSIP Kementerian Pertanian Fadjry Djufry mengatakan bahwa, sebagai tindak lanjut dari pertemuan Pj Gubernur Safrizal dengan Mentan dan sesuai dengan instruksi Presiden secara nasional yang meminta adanya antisipasi darurat pangan, percepatan tanam dilakukan di Kep Babel. Dia menyatakan bahwa di Babel sendiri, lahan seluas 23 ribu hektare akan digarap melalui penggunaan tiga program: optimalisasi rawa, optimalisasi tadah hujan, dan pemanfaatan padi gogo di sela perkebunan.
“Kita akan dampingi para petani, nanti akan ada alat tanam, pengolahan tanah, dan alat panen, sehingga kita bisa optimalkan lahan yang ada. Itu hanya perlu memperbaiki saluran agar dapat ditanam sekali atau dua kali. Fadjry berharap Babel dapat berkontribusi pada produksi padi nasional.(*)