KUPASONLINE.COM – PT Timah Tbk mendukung Penelitian Ikan Endemik Bangka Belitung yang dilakukan oleh Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggoker bersama Universitas Airlangga, Universitas Leeds, dan Universitas Bangka Belitung.
PT Timah Tbk mendukung kegiatan ini sebagai upaya konservasi dan edukasi ikan endemik Bangka Belitung agar tidak punah dan dapat dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Sebelumnya, PT Timah Tbk juga telah mendukung peningkatan sarana dan prasarana di Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers untuk melakukan upaya konservasi dan edukasi tentang ikan endemik.
Penelitian terhadap ikan endemik ini dilakukan di Pulau Bangka dan Belitung yang meneliti keanekaragaman Ichthyofauna perairan Tawar Endemik Pulau Bangka Belitung pada tanggal 13-22 Agustus 2023. Salah satu titik penelitiannya berada di Desa Tugang, Kecamatan Kelapa, Barat Kabupaten Bangka.
Tim Peneliti yang terdiri dari Dr. Veryl Hasan (Universitas Airlangga), Dr. Josie South (Leeds University of England), Vitri Sil Valen S.Pi MP (Universitas Bangka Belitung), Swarlanda (Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung), Ari Sabri ( Yayasan Endemik Bangka Belitung), Destra Ramadhanu (Mahasiswa UBB), Raihan Aliefani Alfian (Mahasiswa UBB).
Dr Veryl Hasan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga mengatakan, ikan endemik Bangka sudah terkenal di luar negeri dan diminati masyarakat.
“Sebenarnya ikan endemik Bangka ini sudah terkenal di luar negeri. Selain bagus juga mempunyai keunikan yang hanya ada di Bangka sehingga membuat masyarakat tertarik dengan Bangka. Salah satu contoh yang sedang naik daun adalah Cupang Burdigala Liar
. Ikan (kelapa merah),” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan setelah Covid-19 mereda, permintaan terhadap ikan hias Bangka semakin meningkat. Hal ini menyebabkan banyak orang dari luar negeri datang mencari ikan.
Masalahnya mereka datang secara ilegal. Kalau terus dilakukan, namanya pencurian, katanya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk melestarikan dan membudidayakannya. Sehingga dapat memanfaatkan potensi yang ada di Desa dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Karena ikan ini ada di Desa Tugang, maka masyarakat bisa melestarikan dan memanfaatkan potensi desa tersebut. Bisa dijadikan logo atau ikon Desa Tugang,” ujarnya.
Sementara itu, dr. Josie South dari Leeds University of England mengatakan, peran masyarakat sangat diperlukan agar ikan endemik tidak punah. Menurutnya, harga ikan endemik ini tak ternilai harganya.
“Saya sangat antusias mengikuti penelitian ini. Harga ikan endemik tidak bisa diperkirakan, apalagi jika sudah punah. Diperlukan partisipasi masyarakat untuk menjaga ikan-ikan tersebut dari kepunahan,” ujarnya.
Kepala Desa Tugang Haryanto mengaku bangga desanya menjadi salah satu titik penelitian Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung
“Suatu kehormatan bagi desa kami untuk menjadi tempat penelitian Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung. Semoga desa kami semakin maju dan dikenal potensinya baik dalam maupun luar negeri, termasuk ikan endemik ini,” ujarnya.
Pihaknya berupaya menjaga ekosistem ikan endemik di desanya agar tidak punah dan menjadi ikon desanya.
“Untuk menjaga ikan endemik desa ini agar tidak punah, maka Pemerintah Desa akan menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) dan menjadikan ikan Cupang Liar burdigala (bertangkai merah panjang) sebagai ikon Desa Tugang,” tutupnya. (*)